Golf, Game of Life Philosophy

Update: Ada bangga manakala tulisan saya bisa masuk media online. Catatan, artikel ini saya tulis pada tahun 2012 (pada sebuah blog) kemudian dijadikan bahan tulisan oleh Kompasiana (seperti link berikut) pada tahun 2016. Kemudian pada tahun 2018, saya tulis ulang di website saya ini.

Pernah di muat di media dengan judul “Guberbur Ahok Berolahraga dengan Bermain Golf” pada 22 Oktober 2016.

Olahraga Eksekutif

Bagi kalangan eksekutif tentunya permainan ini tidak asing. Permainan yang dibilang harus memiliki skill tinggi dan tentunya isi kantong yang tidak sedikit. Namun, bagi yang telah memiliki citarasa akan sebuah permainan dan mengetahui akan makna yang terkandung tentunya jumlah biaya bukanlah sebuah kendala.

Sebelum menelaah lebih jauh akan makna dari golf mari kita tinjau asal-usul kata golf itu sendiri. Kata golf berasal dari perbauran bahasa dan dialek eropa kuno, antara bahasa Belanda dan Skotlandia kuno.

Asal Mula Nama Golf

Golf dalam bahasa Belanda berasal dari kata “kolf” atau “kolve” yang berarti “club”. Dan diyakini kemudian kata ini bertransformasi akibat dialek Skotlandia menjadi “golve”, “gowl” atau “gouf”. Dan akhirnya pada abad ke 16, kata golf terlahir menjadi baku, dan lantas digunakan untuk menamai sebuah permainan olahraga memukul bola dengan menggunakan club, olahraga yang saat ini kita kenal dengan panggilan GOLF!

Namun, bagi ibu-ibu yang sering ditinggal suaminya bermain golf, mereka mempunyai kiasan sendiri akan golf yaitu “Gentlemen Only, Ladies Forbidden”, Disamping salah atau benar kiasan tersebut, permainan Golf adalah permainan/ olahraga yang penuh dengan filosofi. Alhasil, kiasan lain juga muncul yaitu “Game Of LiFe philosophy”

Filosofi Golf dalam Bisnis 

Filosofi apakah yang terdapat dalam Permainan Golf? Benarkah hanya Kaum Adam yang boleh mengayunkan stick? Dan apakah golf identik dengan kalangan Elite? Semua jawaban yang diberikan akan sangat bergantung dari mana kita memandang golf.

  • Golf memiliki filosofi akan pandangan hidup, visi dan misi, metode yang digunakan, arah ayunan, dan bukan hanya sekedar “mengolahkan raga”
  • Pemilihan stick, berupa: wood ataukah sand sangat bergantung pada seberapa telah mengenal golf. Wood dengan stick yang relatif ringan cukup memerlukan kematangan dalam mengayun. Sand stick yang cenderung berat juga akan berdampak pada besar tenaga ayunan yang dipakai.

Begitu juga dalam hidup, dalam menghadapi problema yang muncul metode pemecahan masalah juga akan bergantung dari sudut pandang kita. Semua metode bisa kita terapkan, akan tetapi jika sudah menetapkan satu metode kita upayakan dengan maksimal hingga tuntas.

  • Saat mengayunkan lengan kiri dan kanan, pandangan mata harus tertuju pada bola.

Dalam hidup fokus terhadap suatu hal yang sedang ditangani akan memberikan penyelesaian yang tepat waktu atau mendekati tepat waktu.

  • Setelah mengayun dan bola terlempar pandangan harus terus tertuju pada pijakan bola baru melihat letak jatuhnya bola.

Hasil akhir akan pekerjaan bukan hal yang penting untuk ditinjau, melainkan proses untuk mencapai hasik akhir adalah yang terpenting. Karena setiap proses akan mengajarkan sebuah ilmu kepada kita.

  • Suksesnya Golf adalah ketika bola terpukul dengan keras dan lurus arah jatuhnya.

Sukses itu bergantung dari bagaimana mau bermimpi besar, mempelajari cara meraih mimpi, menekuni, sabar, dan pantang menyerah

Filosofi di atas hanyalah berasal dari pengalaman penulis, dan akan berbeda pada setiap individu yang telah lama menjalani hidup. Sehingga, penulis masih minim akan pandangan hidup. Untuk menutup artikel ini, penulis akan mengutip kalimat dari para Senior penulis, yaitu “Work is for people who don’t know how to play Golf”

Salam,
Abdurrachman Nur Ichsan

About Author

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *